Selasa, 24 Juli 2012

ASUHAN KEBIDANAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS KEHAMILAN EKTOPIK


I.               Definisi
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometriura kavum uteri.

II.            Etiologi
·         Faktor tuba, yaitu salpingtitis, perlekatan tuba, kelainan kongenital tuba, pembedahan sebelumnya, endometriosis, tumor yang mengubah bentuk tuba, dan kehamilan ektopik sebelumnya.
·         Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom dan malformasi
·         Faktor ovarium, yaitu migrasi luar ovum (perjalanan ovum dari ovarium kanan ke tuba kiri atau sebaliknya), pembesaran ovarium, dan unextruded ovum.
·         Penggunaan hormon eksogen (estrogen) seperti pada konsentrasi oral.
·         Faktor lain, antara lain aborsi tuba dan pemakaian IUD.

III.         Patogenesis
Kehamilan ektopik dapat berupa kehamilan tuba, kehamilan ovarial, kehamilan intraligamenter, kehamilan servikal, dan kehamilan intraabdominal. Yang paling sering terjadi adalah kehamilan tuba. Kehamilan tuba dapat terjadi pada pars interstisialis, pars ismika, pars ampularis, dan infundibulum tuba.
Kehamilan intrauterin dapat terjadi bersamaan dengan kehamilan ektopik. disebut combined ectopic pregnancy bila bersamaan dan compound ectopic pregnancy bila kehamilan ektopik terjadi dahulu dengan janin sudah mati dan menjadi litopedion.
Hasil konsepsi kolumnar atau inerkolumnar dan biasanya akan terganggu pada kehamilan 6-10 minggu, berupa :
·         Hasil konsepsi mati dan diresorpsi
·         Abortus ke dalam lumen tuba 
·         Ruptur dinding tuba
Uterus menjadi besar dan lembek : endomerium dapat berubah menjadi desidua karena pengaruh estrogen dan progesteron dari korpus graviditaris dan trofoblas. Pada endometrium juga dapat ditemukan fenomena Arias-Stella.

IV.         Manifestasi Klinis
·         Amenore
·         Gejala kehamilan muda
·         Nyeri perut bagian bawah. Pada ruptur tuba nyeri tiba-tiba dan hebat, menyebabkan penderita pingsan sampai syok. Pada abortus tuba nyeri mula-mula pada satu sisi, menjalar ke tempa lain. Bila darah sampai ke diafragma bisa menyebabkan nyeri bahu, dan bila terjadi hematokel retrouterina terdapat nyeri defekasi.
·         Perdarahan pervaginam berwarna coklat tua.
·         Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan, nyeri pada perabaan, dan kavum Douglasi menonjol karena ada bekuan darah.

V.            Pemeriksaan Penunjang
·         Pemeriksaan laboratorium : kadar hemoglobin, leukosit, tes kehamilan bila baru terganggu.
·         Dilatasi kuretase.
·         Kuldosentesis, yaitu suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah di dalam kavum Douglasi terdapat darah. teknik kuldosentesis :
a.       Baringkan pasien dalam posisi litotomi
b.      Bersihkan vulva dan vagina dengan antiseptik
c.       Pasang spekulum dan jepit bibir belakang porsio dengan cunam serviks, lakukan traksi ke depan sehingga forniks posterior tampak
d.      Suntikkan jarum spinal no. 18 ke kavum Douglasi dan lakukan pengisapan dengan semprit 10 ml
e.       Bila pada pengisapan keluar darah, perhatikan apakah darahnya berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku atau berupa bekuan kecil yang merupakan tanda hematokel retrouterina
·         Ultarsonografi berguna pada 5-10% kasus bila ditemukan kantong gestasi di luar uterus
·         Laparoskopi atau laparotomi sebagai pendekatan diagnosis terakhir

VI.         Diagnosis
Penegakkan diagnosis pada kehamilan ektopik belum terganggu sulit sehingga memerlukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis, yaitu USG, laparoskopi, atau kuldokskopi.
            Penegakkan diagnosis pada kehamilan ektopik terganggu, dapat didapatkan dari:
·         Anamnesis : amenore dan kadang terdapat tanda hamil muda, nyeri perut bagian bawah, nyeri bahu, tensmus, dan perdarahan pervaginam setelah nyeri perut bagian bawah.
·         Pemeriksaan umum : penderita tampak kesakitan dan pucat; pada perdarahan dalam rongga perut dapat ditemukan tanda-tanda syok.
·         Pemeriksaan ginekologi : ditemukan tanda-tanda kehamilan muda, rasa nyeri pada pergerakan serviks; uterus dapat teraba agak membesar dan kadang teraba tumor di samping uterus dengan batas yang sukar ditentukan; kavum Douglasi menonjol, berisi darah, dan nyeri bila diraba.
·         Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.

VII.      Diagnosis Banding
Infeksi pelvik, abortus iminens atau insipiens, kista ovarium, ruptur korpus luteum, kista folikel, dan apendisitis.

VIII.   Penatalaksanaan
Pasien dirujuk ke rumah sakit. Di rumah sakit dilakukan :
·         Laparotomi
·         Salpingektomi/salpingostomi/reanastomosis tuba
·         Kemoterapi dengan metotreksat 1 mg/kg intravena dan faktor sitrovorum 0,1 mg/kg intramuskular berselang-seling selama 8 hari bila kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah, diameter kantong kurang atau sama dengan 4 cm, perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 m, dan tanda vital baik.

IX.         Prognosis
Kematian karena kehamilan ektopik cenderung turun dengan diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup. Sebagian wanita menjadi steril setelah mengalami kehamilan ektopik atau mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba sisi lain. Angka kehamilan ektopik berulang dilaporkan 0-14,6%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar