Rabu, 01 Agustus 2012

ASUHAN KEPERAWATAN MIOKARD INFARK


1.     Pengkajian.

  1. Kualitas Chest Pain :  berdentum-dentum, tertikam, rasa menyesakkan   nafas atau seperti tertindi barang berat.
  2. Lokasi dan radiasi :   retrosternal dan prekordial kiri, radiasi menurun ke lengan kiri bawah dan pipi, dagu, gigi, daerah epigastrik dan punggung
  3. Faktor pencetus : mungkin terjadi saat istirahat atau selama kegiatan.
  4. Lamanya dan factor-faktor yang meringankan : berlangsung lama, berakhir lebih dari 30 menit, tidak menurun dengan istirahat, perubahan posisi ataupun minum Nitrogliserin.
  5. Tanda dan gejala : Cemas, gelisah, lemah sehubungan dengan keringatan, dispnea, pening, tanda-tanda respon vasomotor meliputi : mual, muntah, pingsan, kulit dinghin dan lembab, cekukan dan stress gastrointestinal, suhu menurun.
  6. Pemeriksaan fisik : mungkin tidak ada tanda kecuali dalam tanda-tanda gagalnya ventrikel atau kardiogenik shok terjadi. BP normal, meningkat atau menuirun, takipnea, mula-mula pain reda kemudian  kembali normal, suara jantung S3, S4 Galop menunjukan disfungsi ventrikel, sistolik mur-mur, M. Papillari disfungsi, LV disfungsi terhadap suara jantung menurun dan perikordial friksin rub, pulmonary crackles, urin output menurun, Vena jugular amplitudonya meningkat  ( LV disfungsi ), RV disfungsi, ampiltudo vena jugular menurun, edema periver, hati lembek.
  7. Parameter Hemodinamik : penurunan PAP, PCNP, SVR, CO/CI.
  8. RV Infraction : peningkatan RAP, SVR, penurunan PAP, PCWP, CO/CI.

2.      Diagnosa Keperawatan.
  1. Nyeri sehubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2 dengan tuntutan kebutuhan miokard.
  2. CO menurun sehubungan dengan factor-faktor elektrik (disritmia), penurunan kontraksi miokard, kelainan struktur (disfungsi muskulus papilari dan ruptur septum ventrikel.
  3. Kecemasan meningkat sehubungan dengan perasaan atau nyata-nyata keutuhan tubuh terancam.

3.      Perencanaan.
Tujuan :
1.      Pasien akan mengungkapkan nyeri berkurang.
2.      Pasien akan mendemonstrasikan keadaan jantung yang stabil atau baik.
3.      Paien akan mendemonstrasikan kecemasannya berkurang.

Diagnosa Keperawatan 1
Acuta Care :
  1. Kaji orisinal pain : lokasi, lamanya, radiasi, terjadinya gejala baru. Rasional : Episode yang lama dari Myokardial Ischemia dihubungkan dengan akut MI. Pada pasien dengan MI, pain yang berlangsung terus memberi infark yang luas.
  2. Kaji dan menggambarkan angina dan kegiatan – kegiatan sebelumnya yang menyebabkan pain.. Rasional : Menentukan factor prncetus.
  3. Buat 12 lead ECG selama anginal pain episode.. Rasional : Untuk mendokumentasikan tanda – tanda iskami vs infrak. Menentukan luasnya infark.
  4. Kaji tanda – tanda hipoxemia : beri terapi O2 jika perlu.. Rasional : Hipoxemia mungkin akibat dari ventilasi pervusi yang abnormal. Bila tidak ada hipoxemia, memberi tambahan o2 meningkat untuk melayani myocardium.
  5. Beri obat sesuai petunjuk : Netrates (short acting)., IV nitorglycerin. Morphin sulfate 4 – 6 mg IV. Kaji dan catat respon.. Rasional : Nitrates mengurangi pain lewat venoarterial  dilatrasi. Morphine mengurangi sakit dengan mengurangi respon otonom (saraf).
  6. Memepertahankan istirahat untuk 24 – 30 jam selama episode sakit.. Rasional : Menghemat konsumsi O2 myocard.
  7. Periksa BP, pulse pernapasan selama episode sakit dan setelah minum obat.. Rasional : Monitor tanda – tanda hipotensi, yang mungkin menggambarkan hipoperfusi atau side efek nitrates.

      Convalence Care
  1. Beri obat nitrates long acting  sesuai resep
  2. Tingkatkan aktifias jika tolerasi.
  3. Bantu pasien mengidentifikasikan dan membatasi aktifitas untuk mengurangi pain.. Rasional : Untuk kontrol angina pain.
     Diagnosa Keperawatan 2
     Acuta Care :
1.      Kaji dan lapor tanda penurunan CO.
Rasional  : Kejadian mortality dan morbidity sehubungan dengan MI yang lebih dari 24 jam pertama.
2.      Monitor dan catat ECG secara continue untuk mengkaji rate, ritme dan setiap perubahan per 2 atau 4 jam atau jika perlu. Buat ECG 12 lead.
Rasional  : Ventrikal vibrilasi sebab utama kematian akibat MI akut terjadi dalm 4 – 12 jam I dari terjadinya serangan. ECG 12 lead mengidentufikasi lokasi MI.
3.      Kaji dan monitor tanda vital dan parameter hemodinamik per 1 – 2 jam atau indikasi karena keadan klinik.
Rasional : Mendeteksi terjadinya disfungsi myocard karena komplikasi.
4.      Mempertahankan bed rest dengan kepala tempat tidur elevasi 300 selama 24 – 48 jam pertama.
Rasional : Untuk mengurangi tuntutan kebutuhan 02 myocard.
5.      Mulai pasang IV line.
Rasional : Siap membantu pengaturan pemmberian obat – obat IV.
6.      Memberi obat – obatan arythemia, nitrat. Beta blocker.
Rasional : Mengurangi luasnya infrak dengan perfusi kembali otot – otot jantung yang iskhemia.

Convalescent Care :
1.      Melanjutkan pengkajian dan moitor tanda penurunan CO.
Auskultasi suara paru – paru dan jantung tiap 4 – 8 jam.
Rasional : Monitor tanda – tanda komplikasi awal, Contoh : MI yang meluas, cardioganic yang meluas, cardioganic shock. Heart failure. Miocardial ruptur, yang mungkinterjadi dalam 10 hari dari terjadinya serangan
2.      Tingkatkan level aktifitas sesuai dengan status klinik.
Monitoring respon BP dan HR, terhadap peningkatan aktifitas.(pad yang tidak ada komplikasi, pasien mungkin boleh duduk di kursi setelah 24 – 48 jam).
Rasional : Monitor yang hati – hati diperlukan untuk mendeteksi hipotensi dan distitmia dan melangkah ke level aktifitas berikutnya yang sesuai.

Diagnosa Keperawatan 3
  1. Kaji tanda – tanda dan ekspresi verbal dari kecemasan. Rasional : Level kecemasan berkembang ke panik yang merangsang respon simpatik dengan melepaskan katekolamin. Yang mengkontribusikan peningkatan kebutuhan O2 myocard.
  2. Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat. Memberi obat – obatan yang sedatif sesuai pesanan. Rasional  : Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu.
  3. Temani pasien selama periode kecemasan tinggi beri kekuatan, gunakan suara tenang . Rasional : Pengertian yang empati merupakan pengobatan dan mungkin meningkatkan kemampuan copyng pasien.
  4. Berikan penjelasan yang singkat dan jelas untuk semua prosedur dan pengobatan. Rasional : Memberi informasi sebelum prosedur dan pengobatan meningkatkan komtrol diri dan ketidak pastian.
  5. Ijinkan anggota keluarga membantu pasien, bila mungkin rujuk ke penasihat spiritual. Rasional : Penggunaan support system pasien dapat meningkatkan kenyamanan dan mengurangi kelengangan.
  6. Mendorong pasien mengekspresikan perasaan perasaan, mengijinkan pasien menangis.. Rasional : Menerima ekspresi perasaan membantu kemampuan pasien untuk mengatasi ketidak tentuan pasien dan ketergantungannya.
  7. Mulai teknik relaksasi contoh : nafas dalam, visual imergery, musik – musik yang lembut.. Rasional : Untuk mengalihkan pasien dari peristiwa – peristiwa yang baru saja terjadi.

Implementasi
Setelah diagnosa infark miokardium dipastikan maka tindakan segera adalah sebagai berikut
1.      Menghilangkan rasa sakit
Morpin sulfat : 2,5 mg - 10 mg
Pethidin  : 25 mg - 50 mg     
2.      Memasang monitoring EKG
Aritmia dapat terjadi setiap saat khususnya 6 jam dan bila ada perubahan kemudian didokumentasikan sebagai dasar perbandingan selanjutnya. Sistim alarm pada monitor harus selalu dalam posisi “on”. Pasien biasanya dimonitor selama 48-72 jam.
3.      Memasang intervenous line
Obat-obatan dapat diberikan segera melalui “intervenous line” dalam siruasi gawat. Bila dipasang hanya intravena kanula tanpa cairan diflush dengan heparin saline setiap 4 jam dan setelah pemberian obat-obatan.
4.      Pemberian oksigen ditentukan oleh keadaan klinis pasien. Nasal kanula diberikan 2-4 liter/menit.
5.      Penilaian status klinis
  • Tanda-tanda vital. : Tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan diukur setiap jam selama 6 jam pertama atau sampai stabil. Tekanan darah diukur pada kedua lengan pada waktu masuk. Temperatur diukur pada waktu masuk dan setiap 6-8 jam.
  • Kulit, perifer : Observasi kulit pasien apakah berkeringat, hal ini sering sebagai manifestasi dari kenaikkan sistem simpatik yang diikuti kegagalan dari jantung kiri. Apakah kulit dingin? ini dapat disebabkan oleh vasokontriksi perifer, dimana ada tanda-tanda pengurangan aliran darah ke kulit/perifer yang merupakan tanda-tanda syok kardiogenik.
  • Rales atau Crepitations : Suara napas yang tidak normal disebabkan adanya cairan di alveoli atau di bronkus.  Crepitations selain dijumpai pada kasus paru, juga pada kegagalan dari jantung kiri.
  • Gallop. S3 terdengar pada kegagalan jantung.
  • Vena jugularis. : Kenaikan dari tekanan vena jugularis adalah indikasi untuk kegagalan jantung kanan.
  • Perubahan mental : Perubahan mental dapat diartikan bahwa perfusi ke otak tidak efektif, tanda-tanda dari syok kardiogenik. Perubahan mental diperiksa setiap saat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital Penilaian ini sering dilakukan bila kondisi pasien tidak stabil.

Explanation and Reassurance
Bagi kebanyakan pasien bila masuk ke ruangan intensif merupakan suatu pengalaman yang menakutakan. Oleh karena itu perawat harus menerangkan tentang keadaan ruang perawatan dan tannperalaya.Bila dilakukan tindakan kepada pasien harus deiterangkan maksud tujuannya.
  1. Pengambilan EKG 12 lead. EKG lengkap dilakukan selama 3 hari berturut-turut dan selanjutnya atas indikasi.
  2. Pemeriksaan Laboratorium. Pada waktu masuk dilakukan pemeriksaan CK, CKMB,SGOT,LDH, Hematologi, Ureum,Elektrolit, Kholesterol, Gula darah, dan lain-lain bila ada indikasi.
  3.  “Chest X-ray”. Diambil pada waktu masuk dan boleh diulang bila ada indikasi. Sering kegagalan jantung kiri yang dini tidak menunjukkan gejala-gejala dan tidak dapat dilihat pada waktu pemeriksaan fisik, tetapi hal ini dapat dilihat pada CXR. Pelebaran aorta, pleural effusion, pembesaran jantung dapat dilihat
  4. Sakit dada. Pasien dianjurkan untuk memberi tahu perawat bila sakit dada bertambah. Segera hilangkan dengan memberikan nitroglycerin sub lingual atau analgetik, tergantung dari berat dan frekuensi sakitnya. Infus nitroglycerin juga boleh dipertimbangkan.
  5. Aktifitas.
  • Istirahat ditempat tidur dengan posisi yang menyenangkan (biasanya posisi setengah duduk)
  • Pada waktu membersihkan tempat tidur pasien dianjurkan untuk duduk di kursi dan memakai “commode” bila b.a.b.
  • Semua higiene personal dilakukan oleh pasien sejauh dia dapat melakukan.
  • Pada hari kedua pasien boleh berjalan sekitar tempat tidur dengan memakai monitoring.
  • Pada hari ketiga boleh ke kamar mandi ditemani oleh perawat.
  • Immobilisasi bukan hanya menyebabkan kelemahan dan kehilangan tonus otot tetapi juga menimbulkan tekanan jiwa
EVALUASI :
1.      Pasien bebas dari panin.
a.       Pasien mengungkapkan tidak ada pain.
b.      BP – HR dalam batas normal;
c.       Pasien ikut serta dalam kegiatan rutin RS dan aktifitas tanpa sakit.
d.      Pasien tampak relax.
e.       Pasien mengungkapkan tindakan – tindakan untuk mengurangi pain.
2.      CO meningkat atau maintenance
a.       ECG rate dan ritme normal
b.      Dyisrithmias terkontrol atau tak ada.
c.       BP – HR pernafasan dan urine out put dalam batas normal, demontrasi stabilnya hemodinamik.
d.      Kulit hangat dan kering.
3.      Tingkat kecemasan menurun :
a.       Pasien tampak relax.
b.      Mengungkapkan bahwa dia tenang
4.      Pengetahuan pasien meningkat :
a.       Mengungkapkan pengertian proses penyakit.
b.      Mampu menyebutkan factor -  factor resiko dari CAD.
c.       Lapor perubahan – perubahan sesuai dengan gaya hidup

PENDIDIKAN  PASIEN :
1.      Jelaskan proses penyakit atherosclerisis dan perbedaan manifastasi klinik dari : angina pectoris dan serangan jantung.
Diskusikan tanda dan gejala angina VS MI pain. Jelaskan pentingnya lapor dokter jika chest painnya  berakhir lebih lama dari 20 menit.
2.      Diskusikan factor – factor resiko yang memperberat mana yang spesifik untuk pasien dan metode untuk modifikasi.
3.      Meninjau kembali pentingnya menghentikan rokok dan mencegah penggunaan semua produk rokok.
4.      Jelaskan aktifitas – aktifitas yang diperbolehkan dan yang diperbatasi :
a.       Jelaskan pentingnya merencnakan periode istirahat dan menghindari atau memodifikasi aktifitas setelah makan besar, setelah minum alcohol atau sesudah perioede stress emosional.
b.      Untuik pasien MI jelaskan bahwa proses penyembuhan memakan waktu kurang lebih 6 – 8 minggu.Aktifitas seperti menyetir  bekerja kembali travelling (jalan jauh), aktifitas seksual dibatasi. Jelaskan perlunya menghindari jenis aktifitas isometric seperti angkat berat dan mendorong, push up.
c.       Rujuk ke program rehabilitas jantung un tuk membantu meningkat level aktifitas secara progresif. 
5.      Ajarkan pasien untu mencegah makanan – makanan tinggi sodium , lemak , saturasi, trigliserida. Melihat kembali cara – cara alternatif untuk mencegah masak makanan berbumbu garam dan berproduk garam.Jelaskan perlunya membatasi intake telur. Cream (kepala susu), buffer, makanan protein hewani yang tiggi lemak. Diskusikan perlunya mengikuti pengurangan dalam diit untuk mempertahankan BB ideal.
6.      Jelaskan nama, tujuan, side efek, dan metode pengaturan minum obat.
7.      Untuk wanita : jika pasien menggunakan oral kontyrasepsepsi, rujuk ke gynecologi untuk mencari metode alternatif.
8.      Rujuk pasien ke support group indikasi.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

  1. Cannobio M. Mary “ Cardiovaskuler Disorders “  CV. Mosby Company, 1990
  2. Guyton, Arthur C, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, EGC Penerbitan Buku Kedokteran, Jakarta, 1987.
  3. Price Sylvia Anderson; Wilson Mc. Carty, Pathofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 1993.
  4. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, UI Press, Jakarta, 1991.
  5. Dasar-dasar Keperawatan Kardiotorasik, Rumah Sakit Jantung “Harapan Kita”, Jakarta, 1989.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar