Kamis, 23 Agustus 2012

KETINDIHAN SAAT TIDUR

Fenomena Ketindihan Saat Tidur
created by : Mas Irul

  
        Dalam bahasa jawa dan kalau anda orang jawa kita pasti sering dengar tentang istilah ”ketindihan saat tidur” atau mungkin malah pernah mengalaminya? Namun kalau di daerah lain enggak tahu apa istilahnya. Banyak mitos tentang tindihan yang beredar di kalangan orang tua yang akhirnya diturunkan kepada generasi kita sekarang ini. 
        Sebenarnya apa sih maksud ”ketindihan itu”? Apa benar bahwa saat tidur ada sesuatu yang tak kasat mata menindih kita? atau ada mimpi buruk yang kita alami hingga terasa menekan proses tidur kita? Atau mungkin ada mekanisme lainnya?

Apa sih Ketindihan itu :
        Dari beberapa literature sebenarnya tidak ada definisi yang pasti tentang ini, namun dari beberapa sumber ketindihan saat tidur itu memiliki mekanisme yang logis. Terus, gimana sebenarnya mekanisme itu hingga bisa kita terima sebagai sesuatu yang masuk akal?
Sebenarnya kejadian ketindihan saat tidur itu lebih cenderung pada kejadian alergi alias hal itu berhubungan secara tidak langsung terhadap mekanisme pertahanan tubuh kita. Pada orang-orang tertentu yang mempunyai kecenderungan alergi atau memiliki riwayat alergi, hal itu bisa saja terjadi.

Kronologi seseorang bisa ketindihan
  • Ini dimulai setelah seseorang terpapar pada agen yang menyebabkan alergi (allergen), misalnya toksin, debu, serbuk tumbuhan maupun makanan (telur, seafood, susu, dll).
  • Sebenarnya istilah alergi itu sendiri adalah suatu reaksi pertahanan tubuh yang berlebihan. Setelah terpapar allergen tubuh dapat langsung mengeluarkan respon alergi/ hipersensitivitas segera/ reaksi
  • Hipersensitivitas Tipe I: Anafilaksis, namun bisa saja tidak langsung menyatakan ”status alergi” sehingga reaksi alergi timbul beberapa jam kemudian maupun sehari kemudian , respon ini sering kita sebut sebagai reaksi alergi tipe IV: Hipersensitivitas tipe lambat yang diperantarai oleh sel T (imunitas seluler).
  • Pada reaksi tipe IV, saat tubuh terpapar oleh allergen sebenarnya telah terjadi proses pengenalan antigen oleh tubuh, lebih tepatnya MHC (Komplek Histokompatibilitas Utama) yang bertugas mengenali antigen tersebut. Antigen yang dikenali oleh CD4-salah satu kategori sel T- dengan berbagai mekanisme yang komplek selanjutnya menginduksi reaksi hipersensitivitas.
  • Sedangkan reaksi Hipersensitivitas Tipe I: Anafilaksis yang merupakan imunitas humoral dapat terjadi beberapa menit setelah antigen bergabung dengan antibodi yang sesuai, dalam hal ini antibodi tersebut adalah Imunoglobulin E (IgE). Namun mekanisme ini sebenarnya tidak terjadi serta merta. Telah terjadi pembentukan IgE beberapa waktu sebelumnya saat seseorang terpapar allergen. Beberapa minggu kemudian, kontak yang kedua kalinya dengan allergen yang sama mengakibatkan fiksasi antara antigen tersebut dengan IgE pada sel mast dan basofil. Mediator alergi seperti histamin dan prostaglandin lengsung dilepaskan dalam beberapa menit. Seperti yang kita ketahui pelepasan mediator ini menyebabkan meningkatnya permeabilitas kapiler, vasodilatasi, dan kontraksi otot-otot polos contohnya bronkokonstriksi.
  • Saat reaksi alergi itu terjadi mukosa hidung juga ikut tervasodilatasi, lalu produksi sekret yang terus meningkat seiring reaksi menyebabkan airway menyempit.
  • Saat seseorang mengalami gangguan airway maka secara otomatis masukan oksigen ke tubuh berkurang. Jika ini terjadi dalam 5 menit saja maka jaringan yang paling utama berespon terhadap kekurangan oksigen ini adalah jaringan otak. Otak memang sangat peka terhadap keadaan hipoksia.
  • Lalu otak yang kekurangan oksigen ini mulai mempengaruhi sistem tubuh lainnya, kerja di sistem regulasi pun ikut menurun.
  • Akibatnya seseorang yang sedang tertidur itu merasakan sesuatu yang berat, sesuatu yang menghambat kelancaran kerja di tubuhnya.Oleh sebab itu, seseorang terkadang merasa seperti tertindih/tertekan dan sulit bernapas. Tentu saja hal ini ada kaitannya dengan respon tubuh terhadap insufisiensi oksigen. 
Apa yang seharusnya dilakukan saat melihat orang yang sedang ketindihan
  • Tindakan yang dapat dilakukan jika menjumpai sesorang dengan kondisi gelisah dan sulit bernapas saat tidur adalah dengan segera membangunkannya melalui sentuhan atau menggoyang tubuhnya lalu posisikan pada setengah duduk (fowler position) maupun duduk. Kita dapat memberikan air minum hangat dan bantulah mengeluarkan sekret yang menumpuk. Mengeluarkan sekret dapat dilakukan dengan usaha batuk efektif dan fisioterapi napas, yaitu dengan teknik clapping dan vibrasi.
  • Berikutnya seseorang yang dicurigai memiliki kecenderungan alergi maupun mungkin diri kita sendiri hendaknya melakukan uji hpersensitivitas.

Masih bingung yaaa ..................................
Kalau masih bingung coba baca lagi dari atas sampai bawah


Referensi: Jawetz, Melnick & Adelberg.1995. Medical Microbiology 20th edition. Appleton & Lange.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar