Kamis, 30 Agustus 2012

SINUSITIS

MAKALAH
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN SINUSITIS
Created by : Mas Irul


Review 



Sinus atau sering pula disebut dengan sinus paranasalis adalah rongga udara yang terdapat pada bagian padat dari tulang tenggkorak di sekitar wajah, yang berfungsi untuk memperingan tulang tenggkorak. Rongga ini berjumlah empat pasang kiri dan kanan. Sinus frontalis terletak di bagian dahi, sedangkan sinus maksilaris terletak di belakang pipi. Sementara itu, sinus sphenoid dan sinus ethmoid terletak agak lebih dalam di belakang rongga mata dan di belakang sinus maksilaris. Dinding sinus terutama dibentuk oleh sel sel penghasil cairan mukus. Udara masuk ke dalam sinus melalui sebuah lubang kecil yang menghubungkan antara rongga sinus dengan rongga hidung yang disebut dengan ostia. Jika oleh karena suatu sebab lubang ini buntu maka udara tidak akan bisa keluar masuk dan cairan mukus yang diproduksi di dalam sinus tidak akan bisa dikeluarkan.




1. DEFINISI

  • Sinusitis  adalah : merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan  oleh kuman atau virus.


2. INSIDEN PENYAKIT

  • sinusitis dapat terjadi pada usia anak-anak, usia dewasa bahkan bisa terjadi pada orang tua



3. ETIOLOGI


a.       Rinogen
Obstruksi dari ostium Sinus (maksilaris/paranasalis) yang disebabkan oleh :
  • Rinitis Akut (influenza)
  • Polip, septum deviasi
b.      Dentogen
Penjalaran infeksidari gigi geraham atas
Kuman penyebab :
-          Streptococcus pneumoniae
-          Hamophilus influenza
-          Steptococcus viridans
-          Staphylococcus aureus
-          Branchamella catarhatis


4. KLASIFIKASI

  • Sinusitis dapat dibagi menjadi dua tipe besar yaitu berdasarkan lamanya penyakit (akut, subakut, khronis) dan berdasarkan jenis peradangan yang terjadi (infeksi dan non infeksi). Disebut sinusitis akut bila lamanya penyakit kurang dari 30 hari. Sinusitis subakut bila lamanya penyakit antara 1 bulan sampai 3 bulan, sedangkan sinusitis khronis bila penyakit diderita lebih dari 3 bulan. Sinusitis infeksi biasanya disebabkan oleh virus walau pada beberapa kasus ada pula yang disebabkan oleh bakteri. Sedangkan sinusitis non infeksi sebagian besar disebabkan oleh karena alergi dan iritasi bahan bahan kimia. Sinusitis subakut dan khronis sering merupakan lanjutan dari sinusitis akut yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat.



5. TANDA DAN GEJALA 




  • Gejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun pada pagi hari. Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena:

a.         Febris, filek kental, berbau, bisa bercampur darah
b.         Nyeri :
-            Pipi : biasanya unilateral
-            Kepala : biasanya homolateral, terutama pada sorehari
-            Gigi (geraham atas) homolateral.
 c.       Hidung :
-            buntu homolateral
-            Suara bindeng.

6. PATOFISIOLOGI





7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

  1. Rinoskopi anterior :
-            Mukosa merah
-            Mukosa bengkak
-            Mukopus di meatus medius.
  1. Rinoskopi postorior  :  mukopus nasofaring.
  1. Nyeri tekan pipi yang sakit.
  1. Transiluminasi : kesuraman pada ssisi yang sakit.
  1. X Foto sinus paranasalis
-          Kesuraman
-          Gambaran “airfluidlevel”
-          Penebalan mukosa


8. PENATALAKSANAAN

a.         Drainage
-            Medical :
* Dekongestan lokal : efedrin 1%(dewasa) ½%(anak)
* Dekongestan oral :Psedo efedrin 3 X 60 mg
-            Surgikal : irigasi sinus maksilaris.
 b.       Antibiotik diberikan  dalam 5-7 hari (untuk akut) yaitu :
-          Ciprofloxacin 3 X 500 mg
-          Cefadroxil 3 x 500 mg
c.         Simtomatik / analgesik
-       parasetamol., metampiron 3 x 500 mg.
 d.        Untuk kronis adalah :
-          Cabut geraham atas bila penyebab dentogen
-          Irigasi 1 x setiap minggu ( 10-20)
-          Operasi Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi)




9. PENGKAJIAN FOKUS

Pengkajian :
1.         Biodata : Nama ,umur, sex, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan,,
2.         Riwayat Penyakit sekarang :
3.         Keluhan utama : biasanya penderita mengeluh nyeri kepala sinus, tenggorokan.
4.         Riwayat penyakit dahulu :
-            Pasien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma
-            Pernah mempunyai riwayat penyakit THT
-            Pernah menedrita sakit gigi geraham

5.         Riwayat keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit  klien sekarang.

6.         Riwayat spikososial
a.          Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas/sedih0
b.          Interpersonal : hubungan dengan orang lain.

7.         Pola fungsi kesehatan
a.         Pola persepsi dan tata laksanahidup sehat
-     Untuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat tanpa memperhatikan efek samping
b.        Pola nutrisi dan metabolisme :
-      biasanya nafsumakan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung
c.         Pola istirahat dan tidur
-        selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek
d.        Pola Persepsi dan konsep diri
-        klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsepdiri menurun
              e.         Pola sensorik
-   daya penciuman klien  terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus menerus (baik purulen , serous, mukopurulen).

8.         Pemeriksaan fisik
a.         status kesehatan umum : keadaan umum , tanda viotal, kesadaran.
b.    Pemeriksaan fisik data focus hidung : nyeri tekan pada sinus, rinuskopi (mukosa merah dan  bengkak).
Data subyektif :
1.         Observasi nares :
a.         Riwayat bernafas melalui mulut, kapan, onset, frekwensinya
b.         Riwayat pembedahan hidung atau trauma
c.         Penggunaan obat tetes atau semprot hidung : jenis, jumlah, frekwensinyya , lamanya.
2.         Sekret hidung :
a.         warna, jumlah, konsistensi secret
b.         Epistaksis
c.         Ada tidaknya krusta/nyeri hidung.
3.         Riwayat  Sinusitis :
a.         Nyeri kepala, lokasi dan beratnya
b.         Hubungan sinusitis dengan musim/ cuaca.
4.         Gangguan umum lainnya : kelemahan

Data Obyektif
1.         Demam, drainage ada : Serous
Mukppurulen
Purulen
2.         Polip mungkin timbul dan biasanya terjadi bilateral pada hidung dan sinus yang mengalami radang ® Pucat, Odema keluar dari hidng atau mukosa sinus
3.         Kemerahan dan Odema membran mukosa
4.          Pemeriksaan penunjung :
a.       Kultur organisme hidung dan tenggorokan
b.      Pemeriksaan rongent sinus.


10. DIAGNOSA KEPERAWATAN


  1. Nyeri : kepala, tenggorokan , sinus berhubungan dengan peradangan pada hidung
  2. Cemas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis(irigasi sinus/operasi)
  3. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan dengan obstruksi /adnya secret yang mengental
  4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hiidung buntu., nyeri sekunder peradangan hidung
  5. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus
  6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan bau pernafasan dan pilek

11. INTERVENSI KEPERAWATAN


Perencanaan
1.         Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada hidung
Tujuan : Nyeri klien berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
-            Klien mengungkapakan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang
-            Klien tidak menyeringai kesakitan
Intervensi
Rasional
a.       Kaji tingkat nyeri klien


b.         Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien  serta keluarganya


c.         Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi


d.        Observasi tanda tanda vital dan keluhan klien
e.         Kolaborasi dngan tim medis :
1)        Terapi konservatif :
-            obat Acetaminopen; Aspirin, dekongestan hidung
-            Drainase sinus
2)        Pembedahan  :
-            Irigasi Antral  :
Untuk sinusitis maksilaris
-            Operasi Cadwell Luc.
a.         Mengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan selanjutnya
b.         Dengan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien berpartisipasi dalam perawatan untuk mengurangi nyeri
c.         Klien mengetahui tehnik distraksi dn relaksasi sehinggga dapat mempraktekkannya bila mengalami nyeri
d.        Mengetahui keadaan umum dan perkembangan kondisi klien.
e.   Menghilangkan /mengurangi keluhan nyeri klien

2.         Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis (irigasi/operasi)
Tujuan : Cemas klien berkurang/hilang
Kriteria :
-          Klien akan menggambarkan tingkat kecemasan dan pola kopingnya
-          Klien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya serta pengobatannya.
Intervensi
Rasional
a.         Kaji tingkat kecemasan klien
b.         Berikan kenyamanan dan ketentaman  pada klien :
-          Temani klien
-          Perlihatkan rasa empati( datang dengan menyentuh klien )
c.         Berikan penjelasan pada klien tentang penyakit yang dideritanya perlahan, tenang seta gunakan kalimat yang jelas, singkat mudah dimengerti
d.        Singkirkan stimulasi yang berlebihan misalnya :
-          Tempatkan klien diruangan yang lebih tenang
-          Batasi kontak dengan orang lain /klien lain yang kemungkinan mengalami kecemasan
e.         Observasi tanda-tanda vital.

f.          Bila perlu , kolaborasi dengan tim medis
a.         Menentukan tindakan selanjutnya
b.         Memudahkan penerimaan klien terhadap informasi yang diberikan



c.         Meingkatkan pemahaman klien tentang penyakit dan terapi  untuk penyakit tersebut  sehingga klien lebih kooperatif

d.        Dengan menghilangkan stimulus yang mencemaskan akan meningkatkan ketenangan klien.




e.         Mengetahui perkembangan klien secara dini.
f.          Obat dapat menurunkan tingkat kecemasan klien

3.         Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi (penumpukan secret hidung) sekunder dari peradangan sinus
Tujuan : Jalan nafas efektif setelah secret (seous,purulen) dikeluarkan
Kriteria :
-            Klien tidak bernafas lagi melalui mulut
-            Jalan nafas kembali normal terutama hidung
Intervensi
Rasional
a.         kaji penumpukan secret yang ada

b.         Observasi tanda-tanda vital.

c.         Koaborasi dengan tim medis  untuk pembersihan sekret
a.         Mengetahui tingkat keparahan dan tindakan selanjutnya
b.         Mengetahui perkembangan klien sebelum dilakukan operasi
c.         Kerjasama untuk menghilangkan penumpukan secret/masalah

4.         Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus
Tujuan : kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi
Kriteria :
-            Klien menghabiskan porsi makannya
-            Berat badan tetap (seperti sebelum sakit ) atau bertambah
Intervensi
Rasional
a.         kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
b.         Jelaskan pentingnya makanan bagi proses penyembuhan

c.         Catat intake dan output makanan klien.
d.        Anjurkan makan sediki-sedikit tapi sering

e.         Sajikan makanan secara menarik
a.         Mengetahui kekurangan nutrisi kliem
b.         Dengan pengetahuan yang baik tentang nutrisi akan memotivasi meningkatkan  pemenuhan nutrisi
c.         Mengetahui perkembangan pemenuhan nutrisi klien
d.        Dengan sedikit tapi sering mengurangi penekanan yang berlebihan pada lambung
e.         Mengkatkan selera makan klien

5.         Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan hidung buntu, nyeri sekunder dari proses peradangan
      Tujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyaman
      Kriteria :
-            Klien tidur 6-8 jam sehari
Intervensi
Rasional
a.         kaji kebutuhan tidur klien.


b.         ciptakan suasana yang nyaman.
c.         Anjurkan klien bernafas lewat mulut
d.        Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat 
a.         Mengetahui permasalahan klien dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
b.         Agar klien dapat tidur dengan tenang
c.         Pernafasan tidak terganggu.
d.        Pernafasan dapat efektif kembali lewat hidung




12. DAFTAR PUSTAKA







Tidak ada komentar:

Posting Komentar