Kamis, 02 Agustus 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN APPENDICITIS



  " Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis, Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid."

A   PENGERTIAN
      Peradangan yang terjadi pada lumen apendix.

B   PATOFISIOLOGI
C   MANAJEMEN MEDIK
  • Terapi pembedahan
  • Terapi cairan
  • Terapi antibiotik
D.  MANAJEMEN KEPERAWATAN

      A.   PENGKAJIAN

       DATA DASAR PENGKAJIAN PASIEN

  • Aktifitas/Istirahat : Malaise (rasa sakit/tidak enak badan)
  • Sirkulasi : Takikardi
  • Eliminasi                              
  • Gejala  : Konstipasi pada awitan awal, kadang-kadang diare
  • Tanda : Distensi abdomen, nyeri tekan/lepas, kekakuan, penurunan atau tak ada bising usus 
       Makanan dan Cairan :
  • Gejala : Anoreksia, mual dan muntah
       Nyeri/Kenyamanan
  • Gejala : Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus  yang meningkat berat dan terlokalissi pada titik Mc. Burney (setengah jarak antara umbilikus & tulang ileum kanan), meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga perforasi atau infark pada apendiks). Keluhan
  • berbagai rasa nyeri/gejala tak jelas (sehubungan dengan lokasi apendiks, contoh retrosekal atau sebelah ureter
  • Tanda : Prilaku berhati-hati, berbaring kesamping atau telentang dengan lutut ditekuk : meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi  kaki kanan/posisi duduk tegak, Nyeri lepas pada sisi kiri diduga inflamasi Peritoneal
       Keamanan :
  • Tanda : Biasanya demam
  • Pernapasan : Takipnea, pernapasan dangkal
       Pemeriksaan Diagnostik :
  • Sel darah putih ; diatas 12.000/mm3 (lekositosis), neutrofil meningkat sampai 75 %
  • Urinalisis : normal, tetapi eritrosit/leukosist mungkin ada
  • Foto Abdomen : Dapat menyatakana adanya pengerasan material pada apendiks (fekalit)

      B   DIAGNOSA KEPERAWATAN
            Sebelum operasi
  1. Nyeri Abdomen b.d Obstruksi dan peradangan apendiks
  2. Potensial kekurangan volume cairan b.d mual, muntah,anoreksia dan diare
  3. Kurang pengetahuan tentang prosedur preop dan post op b.d kurang terpapar terhadap informasi
  4. Resiko tinggi terjadi komplikasi peritonitis b.d perforasi/ruptur apendiks
 Sesudah Operasi
  1. Nyeri b.d Luka oprasi
  2. Kerusakan integritas kulit b.d  luka oprasi
  3. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi  tentang perawatan di rumah dan tindak lanjut yang dibutuhkan.
  4. Potesnsial kekurangan cairan dan elektolit b.d demam dan pemasukan cairan yang tidak memadai.
  5. Potensial tidak efektifnya pola napas b.d efek anastesi dan mobilisasi
       
 C. PERENCANAAN dan PELAKSANAAN  
Sebelum Operasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN I
Nyeri abdomen b.d obstruksi dan peradangan apendiks
Hasil yang diharapkan :
Pasien akan mempertahankan kenyamananya selama perawatan
Kriteria Evaluasi :
Dalam 1-2 jam intervensi penghilangan nyeri, persepsi subjektif pasien tentang nyeri menurun, dibuktikan dengan skala nyeri, indikator-indikator obyektif, seperti meringis, wajah dan posisi tubuh relaks (tidak ada/menurun)
Intervensi Keperawatan
  1. Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Gunakan skala nyeri dengan pasien dari 0 (tidak ada  nyeri_ - 10 (nyeri paling buruk). Waspada tentang karakteristik ketidaknyamanan selama tahap-tahap berikut dari apendisitis :
  • Tahap awal : Nyeri abdomen (baik epigastrsik atau umbilikal) yang mungkin tidak jelas atau menyebar: mual dan muntah : demam: sensitifitas diatas area apendiks
  • Tahap intemediet (akut) : Nyeri berpindah dari epigastrium ke kuadran kanan bawah pada titik Mc Burney dan meningkat dengan berjalan atau batuk. Nyeri  dapat disertai dengan sensasi konstipasi. Anoreksia, malaise, kadang-kadang diare, penurunan peristaltik usus juga terjadi.
  • Apendisitis akut dengan perforasi : peningkatan nyeri umum: berulangnya muntah, peningkatan kekakuan abdomen.
  1. Jelaskan  penyebab rasa sakit, cara menguranginya
  2. Kolaborasi therapi dengan pemberian antiemetik, sedatif, dan analgesik sesuai program.
  3. Pertahankan pasien puasa sebelum pembedahan untuk memberikan kenyaman pada peristaltik usus : setelah pembedahan, mual muntah biasanya hilang
  4. Ajarkan teknik untuk pernapasan dalam untuk menurunkan  stress dan membantu relaks otot yang tegang.
  5. Bantu posisi pasien untuk kenyaman optimal. Beberapa pasien menemukan kenyamanan pada posisi miring dengan lutut ditekuk, sedangkan yang lain merasa nyerinya hilang apabila telentang dengan bantal dibawah lutut.
  6. Kompres es pada daerah yang sakit untuk mengurangi nyeri
  7. Ciptakan lingkungan yang tenang

DIAGNOSA KEPERAWATAN II
Potensial kekurangan volume cairan b.d mual, muntah, anoreksia dan diare.
Hasil yang diharapkan :
Pasien akan mempertahan keseimbangan cairan dan elektrolit yang normal selama perawatan
Kriteria Evaluasi
Dalam jangka 1-2 jam intervensi diberikan dapat lihat tanda sebagai berikut : bibir tidak kering, mukosa membran lembab, turgor kulit baik, tidak kering.

Intervensi Keperawatan
1     Kontrol TV terhadap peningkatan suhu, peningkatan frekwensi nadi, hipotensi tiap 4 jam
2     Puasa makan dan minum
3     Pasang infus dan pipa lambung sesuai program medik
4     Kontrol cairan keluar dan masuk bila urin < 30/jam, laporkan Dokter
5     Jauhka makan-makanan/bau-bauan yang merangsang mual muntah.
    
DIAGNOSA KEPERAWATAN III
Kurang pengetahuan tentang prosedur preop dan post op b.d kurang terpapar terhadap informasi
Hasil yang diharapkan :
Pasien akan meningkatkan pengetahuanya
Kriteria Evaluasi :
Pasien mengungkapkan pengetahuan tentang prosedur pembedahan termasuk persiapan preoprasi dan sensasi dan perawatan operasi dan sensasi, dan mendemostrasikan latihan pascaoprasi dan menggunakan alat sebelum preosedur pembedahan atau pada kedaruratan selama periode pascaoperasi segera.
Intervensi keperawatan    
  1. Kaji pemahaman pasien tentang diagnosis,prosedur bedah,rutinitas praoperasi dan program pasca operasi. Evaluasi tentang hasrat pasien terhadap informasi tentang diagnosis dan prosedur.
  2. Jelaskan tentang diagnosis dan prosedur pembedahan sesuai kebutuhan.
  3. Jelaskan tentang peristiwa preoperasi :
  • · Dimana pasien akan berada sebelum, selama, dan segera setelah operasi.
  • · Obat-obatan preoperasi dan waktu pembedahan.
  • · Penatalksanaan nyeri, termasuk sensasi yang akan dirasakan.
  • · Pemasangan kateter, selang, dan alat pemberian oksigen.
  • · Perubahan diet,termasuk puasa.
  • · Pembatasan aktifitas dan posisi
  • · Perlunya menghindari merokok selama periode perioperasi.
  • · Jam kunjungan dan lokasi ruang tunggu.
  1. Jelaskan aktifitas, latihan, dan kewaspadaan pascaoperasi. Izinkan pasien kembali mendemonstrasikan alat dan latihan berikut dengan cepat :
  2. Napas dalam dan latihan batuk
  3. Penggunaan alat infus PCA
  4. Gerakan naik turun dari tempat tidur
  5. Sebelum pasien pulang, ajarkan tentang aktifitas yang yang dilakukan :
  6. Meningkatkan aktifitas secara bertahap, menghindari secara bertahap sesuai toleransi, menghindari mengangkat beban ( > 5 kg ), menghindari mengemudi mobil ( sering selama 4 – 6 mgg )
  7. Berikan waktu pada pasien untuk mengajukan pertanyaan dan mengekspresikan perasaan ansietas : bersikap menenangkan dan mendukung.
DIAGNOSA KEPERAWATAN IV
Potensial terjadi komplikasi peritonitis b.d perforasi/ruptur apendiks
Hasil yang diharapkan :
Pasien akan bebas dari infeksi (komplikasi)
Kriteria Evaluasi :
Nyeri abdomen tidak bertambah hebat, tanda vital normal, tidak ada tanda-tanda gelisah, dehidrasi dan akral tidak dingin.
Intervensi keperawatan
  1. Observasi tanda-tanda vital
  2. Kontrol secara teratur tanda-tanda peritonitis dan laporkan segera bila perlu
  3. Beri makanan dan cairan batasan sesuai program
  4. Kalau perlu pasang pipa lambung, infus sesuai program medik
  5. Jangan berikan huknah, klisma atau obat pencahar
  6. Bila tanda dan gejala peritonitis muncul, maka :
  • - Puasakan
  • - Beri posisi setengah duduk dan tirai baring
  • - Pantau efek pembelian obat
  • - Beri dukungan pada pasien
  • - Beri antibiotik sesuai program medik

Sesudah Operasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN I
Nyeri b.d Luka pembedahan
Hasil yang diharapkan :
Pasien akan mempertahankan kenyamananya selama perawatan
Kriteria Evaluasi :
Dalam 1-2 jam intervensi penghilangan nyeri, persepsi subjektif pasien tentang nyeri menurun, dibuktikan dengan skala nyeri, indikator-indikator obyektif, seperti tidak meringis, wajah dan posisi tubuh relaks, luka operasi, tidak ada tanda –tanda infeksi
Intervensi Keperawatan
  1. Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Gunakan skala nyeri dengan pasien dari 0 (tidak ada nyeri_ - 10 (nyeri paling buruk). 
  2. Beri posisi tidur nyaman
  3. Kolaborasi therapi analgesik sesuai program.
  4. Ajarkan cara menanggulangi nyeri :
    - Napas dalam dan batuk efektif
    - Tidur terlentang, kedua telapak tangan menekan daerah luka operasi dengan bantal kecil
    - Relaksasi 
  5. Mobilisasi bertahap
  6. Lakukan program medik 
  7. Kompres es pada daerah yang sakit untuk mengurangi nyeri 
  8. Ciptakan lingkungan yang tenang
DIAGNOSA KEPERAWATAN II
Kerusakan integritas kulit b.d luka pembedahan
Hasil yang diharapkan :
Pasien akan mempertahankan integritas kulit yang normal selama perawatan
Kriteria Evaluasi
Luka insisi sembuh tanpa ada tanda-tanda infeksi
Intervensi Keperawatan
1 Pantau luka pembedahan dari tanda –tanda peradangan : demam, kemerahan, bengkak, dan cairan yang keluar terhadap warna, jumlah dan karakteristik
2 Rawat luka secara steril
3 Beri makanan berkualitas atau dukung pasien untuk makan yang bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan
4 Beri atibiotik sesuai program medik
DIAGNOSA KEPERAWATAN III
Kurang pengetahuan tentang perawatan dirumah dan tindak lanjut yang dibutuhkan b.d kurang terpapar terhadap informasi
Hasil yang diharapkan :
Pasien akan meningkatkan pengetahuanya tentang perawatan dirumah dan tindak lanjut yang dibutuhkan.
Kriteria Evaluasi :
Pasien mengungkapkan pengertianya tentang perawatan di rumah dan tindak lanjutnya..
Intervensi keperawatan
1 Ajarkan perawatan luka secara bersih dan kering
2 Diskusikan tanda gejala infeksi luka, laporkan pada dokter bila terjadi
3 Diskusikan tentang diit yang tidak merangsang peristaltik usus dan anjurkan nutrisi yang memadai
4 Jelaskan kebutuhan latihan dan istirahat yang seimbang
5 Berutahukan pasien untuk menghindari latihan fisik yang berat untuk beberapa minggu.
6 Kontrol kembali ke dokter sesuai tanggal yang ditentukan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN IV
Potensial kekurangan cairan dan elektrolit b.d demam dan pemasukan cairan yang tidak memadai
Hasil yang diharapkan :
Pasien akan mempertahankan cairan dan elektrolit yang seimbang selama perawatan
Kriteria Evaluasi :
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi (bibir tidak kering, mukosa membran lembab, tidak sering kehausan, pemasukan cairan mencukupi.
Intervensi keperawatan
1 Kaji keadaan turgor kulit dan selaput lendir
2 Observasi tanda-tanda vital
3 Catat cairan masuk dan keluar
4 Beri cairan infus sesuai prgram medik
5 Beri diit sesuai program medik dan tingkatkan secara bertahap
6 Jaga pipa lambung yang ada, perhatikan warna cairan, jumlah dan karasteriktik
7 Laksanakan program medik.

DIAGNOSA KEPERAWATAN V
Potensial kurang efektifnya pola napas sehubungan dengan pengaruh anastesi dan mobilisasi
Hasil yang diharapkan :
Pasien akan mempertahankan pola napas yang normal selama perawatan
Kriteria Evaluasi :
Bunyi di kedua paru bersih, tidak ada lendir, pernapasan 18 x/menit.
Intervensi keperawatan
1 Kaji pola, suara, frekuensi pernafasan
2 Bantu pasien dan ajarkan untuk tirah baring, batuk dan napas dalam
3 Beri posisi setengah duduk
4 Mobilisasi dini
  
daftar pustaka

Dorothy B. Doughty & Debra Broadwell Jackson (1993) “ Gastrointestina Disorder” Mosby Clinical Nursing Series
Engran Barbara,(1998)” Rencana Asuhan Keperawatan medical Bedah” Edisi I (732-741)
Charlene J. Reeves & Gayle Roux  dkk (1999) “ Medical Surgical Nursing”
Monica Ester, SKp (2000) “ Keperawatan Medikal Bedah : Pendekatan Sistem Gastrointestinal
Purnawan J. Atiek S Husna  A,(1982)” Kapita Selekta kedokteran” Edisi 2,Media
Aeskulapis FKUI,Jakarta (341-347)
Sylvia Anderson Price, dkk (1994) “ Fisiologi –Proses –Proses Penyakit” Edisi 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar