MAKALAH LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN MIOMA UTERI
Created by : Mas Irul
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Mioma Uteri
- Mioma uteri adalah suatu neoplasma jinak dari lapisan miometrium atau otot rahim yang bersifat konsistensi padat dan kenyal serta berbatas tergas dan mempunyai pseudo kapsul (Hanifa Wingnyo Sastro,).
2.2 Insiden Kasus
- Diperkirakan bahwa antara 20 % sampai dengan 25 % mioma uteri terjadi pada wanita berumur diatas 35 tahun.
- Mioma uteri jarang terjadi pada wanita sebelum masa menarche
- Mioma uteri juga jarang terjadi pada wanita sebelum masa menopause.
- Mioma uteri sering terjadi pada masa reproduksi
- Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39 – 11,7 % pada semua penderita ginekologi.
2.3.Etiologi
- Walaupun mioma uteri terjadi banyak tanpa penyebab, namun dari hasil penelitian Meyer dan Lipschultz, yang mengutarakan bahwa terjadinya mioma uteri tergantung pada sel-sel imatur pada “Cell nest” yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen.
2.4. Jenis
Mioma Uteri
Berdasarkan posisi mioma terhadap lapisan-lapisan uterus
dapat di bagi menjadi tiga jenis yaitu :
- Mioma Submukosum : Mioma ini berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai dan menjadi polip, kemudian dapat dilahirkan melalui saluran serviks ( Myoma geburt).
- Mioma Intramural : Yaitu mioma yang berada di dinding uterus di antara serabut miometrium
- Mioma Subserosum : Mioma jenis ini tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus dan diliputi oleh serosa. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga sering disebut sebagai mioma wondering/ Parasitic Fibroid.
- Jarang sekali ditemukan hanya satu macam mioma saja dalam uterus. Mioma yang tumbuh pada serveks uteri dapat menonjol ke dalam saluran serviks sehingga ostium uteri nampak berbentuk bulan sabit.
2.5 Gejala dan tanda
- Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekolog karena tumor ini tidak menganggu. Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada ( serviks, intramural,submukus,subserosa), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi.
2.5.1 Perdarahan abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi
umumnya adalah hipermenore, menoragia atau dapat terjadi metroragi. Faktor yang
menyebabkan terjadi perdarahan . antara lain :
- Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasanya
- Pengaruh ovarium sehingga terjadi hiperplasia endometrium sampai adenokarsinoma emdometrium
- Atrofi endometrium di atas mioma submukosum
- Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya.
2.5.2 Rasa Nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas
pada mioma walaupun sering terjadi. Rasa nyeri dapat timbul karena gangguan
sirkulasi darah pada sarang mioma yang disertai nekrosis jaringan setempat dan
peradangan. Pada mioma submukosum yang akan dilahirkan biasanya menimbulkan
dismenore karena penyempitan kanalis servikalis akibat mioma.
2.5.3 Gejala
dan tanda penekanan
Gangguan ini tergantung dari
besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan
poliuri. Penekanan pada uretra daoat menyebabkan retensio urine dan pada ureter
dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis. Penekanan pada rectum
menyebabkan obstipasi dan tenesmia. Dan penekanan pada pembuluh darah dan
pembuluh limfe mengakibatkan edema tungkai dan nyeri panggul.
2.6
Pemeriksaan dan Diagnosis
- Anamnesa tentang riwayat penyakit
- Palpasi abdomen. Didapatkan benjolan di daerah perut bagian perut bagian bawah dengan konsistensi padat, kenyal dan berbatas jelas.
- Pemeriksaan bimanual , didapatkan benjolan menyatu dengan rahim, sulit dilakukan untuk pasien yang gemuk
- Test kehamilan, untuk memastikan diagnosa akan kemungkinan kehamilan dengan adanya pembesaran uterus.
- Pemeriksaan USG, untuk menentukan jenis, lokasi dan penyebaran mioma uteri
- Biopsi endometrium, untuk mendeteksi ada tidaknya keganasan.
2.7
Penatalaksanaan
Rawat inap darurat diindikasikan
apabila perdarahan mengancam jiwa atau nyeri akut abdomen. Adapun perencanaan
tata laksana yang spesifik harus meliputi berbagai pertimbangan diantaranya :
a. besar
kecilnya tumor
b. Ada
tidaknya keluhan dan komplikasi
c. Umur
dan paritas klien.
I. Besar tumor < rahim gravid 12 minggu
- Tanpa keluhan dan komplikasi : Penangana tidak tergantung umur
dan paritas, hanya dilakukan pengawasan dan pemeriksaan secara periodic setiap
3 sampai 6 bulan sekali. Kecuali bila ada pembesaran dan timbulnya komplikasi
dipertimbangak untuk tindakan operatif.
Dengan Keluhan dan Komplikasi perdarahan, dilakukan :
- Koreksi anemia. Dengan transfusi bila Hb ≤ 8 gr %.
- Kuret, dikerjakan bila Hb > 8 gr %. Dengan tujuan menghentikan perdarahan dan pemeriksaan PA untuk menyingkirkan adanya keganasan atau penyakit lain. Dan bila tidak ada keganasan ,tindakan selanjutnya adalah tergantung umur dan paritas penderita.
- Umur < 35 tahun dan masih mengiginkan anak , akan dilakukan tindakan konservatif, bila gagal dipertimbangkan tindakan operatif.
- Umur > 35 tahun dan anak > 2 orang dilakukan tindakan operatif.
II. Besar tumor > rahim gravid 12 minggu
- Dengan atau tanpa keluhan/komplikasi dilakukan tindakan operatif.
Radioterapi
Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi
sehingga penderita mengalami menopause, hal ini umum dilakukan bila terdapat
kontraindikasi untuk tindakan operasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Resiko ganguan Perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah sekunder akibat tumor
- Gangguan rasa nyaman (nyeri ) b. d nekrosis /trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder akibat tumor
- gangguan pola eliminasi uri b.d penekana tumor pada kandung kencing .
- Gangguan pola eliminasi Alvi b. d penekanan tumor pada rectum
- Cemas b. d kurangnya penegtahuan tentang penyakit serta penatalaksnaan
- Resiko terjadi infeksi b. d penurunan imun tubuh sekunder akibat gangguan hematologis (perdarahan)
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa : Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan aliran darah sekunder akibat tumor
Tujuan : Tidak terjadi gangguan perfusi jaringan selama dalam perawatan
Kriteria : Hb : 11 – 13 gr %. Tanda vital dalam batas normal, capillary refill Normal, Konjungtiva Tidak anemis
Rencana
intervensi :
- Kaji vital sign, pengisian kapiler., kadar Hb. R/ Memantau kondis klien dan untuk menetukan tindakan selanjutnya
- Observasi perdarahan yang ada. R/ Menetukan jumlah darah yang hilang sehingga dapat dilakukan tindakan selanjutnya
- Beri Oksigen sesuai kebutuhan bila muncul tanda-tanda syok hipovolemik. R/ Mencegah hipoksia akibat kehilangan banyak darah
- Kolaborasi pemberian cairan intravena tau transfusi sesuai kebutuhan. R/ mengganti cairan/ darah yang hilang
- tetap lanjutkan observasi vital sign tiap 2 jam sampai keadaan membaik. R/ mengevaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan
Diagnosa 2 : Nyeri b. d nekrosis/trauma jaringan dan spasme otot sekunder akibat tumor
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang
Kriteria :
- pasien tidak menyatakan nyeri atau nyeri berkurang
- intensitas nyeri berkurang
- Ekspresi muka ,tubuh releks
- Kaji lokasi, intensitas, kualitas dan kwantitas nyeri. R/ Memetukan lokasi dan sumber nyeri untuk menemtukan tindakan selanjutnya
- Bicarakan alasan mengapa individu mengalami nyeri. R/ memberi pengetahuan klien tentang fisiologis nyeri
- Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi. R/ Relaksasi dan distraksi mengurangi nyeri dengan mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri.
- Kolaborasi pemberian anlgetik. R/ Analgetik membloks impuls nyeri ke otak sehingga nyeri berkurang.
Diagnosa 3 : Cemas b. d kurangnya pengetahuan tentang kanker servik dan pengobatannya
Tujuan : Setelah diberi tindakan keperawatan selama 24 jam cemas pasien berkurang /hilang
Kriteria : - Pasien mengungkapkan rasa cemasnya berkurang
- Pasien mengidentifikasi tanda dan gejala yang harus dilaoprkan
- Pasien mengidentifikasikan sumber koping yang digunakan
- Mengutarakan dan mengerti cara mengurangi kecemasan
- Beri kesempatan pada klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan, lakukan kontak yang sering. R/ Kontak sering akan menimbulkan rasa percaya pada perawat
- Dorong diskusi terbuka tentang mioma, pengalaman orang lain, pengobatan dan penyembuhannya.. R/ dengan berbicara secara terbuka pada klien tentang makna hidup akan memberi dorongan dan harapan klien
- Tunjukkan adanya harapan. R/ Klien harus tetap punya harapan dan motivasi untuk tetap melakukan pengobatan.
- kaji sumber coping yang tersedia. R/ Mengidentifikasi coping positif klien
- Ajarkan klien untuk menggunakan coping yang positif. R/ Coping positif merupakan salah satu cara mengurangi kecemasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar